
Foto IStimewa / Sodri, S.Pd
Penulis : Sodri – Ketua PAC GP Ansor Toboali
Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW yang sarat dengan makna dan hikmah yang sangat mendalam. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-10 kenabian, atau setahun sebelum peristiwa Hijrah, yang merupakan suatu perjalanan spiritual dan fisik yang luar biasa dari Nabi Muhammad SAW. Isra’ Mi’raj terdiri dari dua bagian penting: Isra’ dan Mi’raj.
1. Isra’ – Perjalanan Malam dari Makkah ke Al-Aqsa Palestina
Isra’ adalah perjalanan diwaktu malam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem Palestina. Dalam perjalanan ini, Nabi didampingi oleh malaikat Jibril, malaikat yang selalu setia memberikan wahyu kepada beliau. Perjalanan ini berlangsung dalam sekejap, dengan menggunakan kendaraan berupa Buraq, makhluk yang lebih cepat dari kecepatan cahaya. Hal ini menunjukkan betapa besar kuasa Allah yang memungkinkan peristiwa tersebut terjadi dengan sangat cepat, meski dalam kenyataan biasa kita akan menganggapnya mustahil.
Makna dari Isra’ sangat mendalam. Pertama, ini menunjukkan bahwa Allah memiliki kuasa untuk melakukan segala sesuatu yang tidak terbatas oleh hukum-hukum alam. Allah ingin menunjukkan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa perjalanan spiritual itu tidak terbatas oleh jarak dan waktu. Selain itu, peristiwa Isra’ juga memperlihatkan kehormatan yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, karena ia dipilih untuk melakukan perjalanan tersebut, yang tidak pernah dialami oleh umat manusia lainnya.
Isra’ juga memiliki makna simbolis terkait dengan umat Islam. Masjidil Aqsa di Yerusalem merupakan tempat yang sangat penting dalam sejarah agama Islam, dan melalui perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW menunjukkan hubungan antara umat Islam dengan tempat suci ini. Hal ini mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menjaga hubungan dengan tempat-tempat suci dalam agama Islam.
2. Mi’raj – Kenaikan ke Langit
Setelah perjalanan Isra’ dari Makkah ke Yerusalem, Nabi Muhammad SAW kemudian melakukan Mi’raj, yaitu perjalanan naik ke langit. Dalam perjalanan ini, Nabi menghadap Allah SWT di Sidratul Muntaha, batas tertinggi yang dapat dicapai oleh hamba-Nya. Di sana, Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung dari Allah untuk umat Islam agar melaksanakan shalat lima waktu. Shalat, yang menjadi tiang agama Islam, adalah sebuah ibadah yang menghubungkan umat manusia dengan Sang Pencipta.
Mi’raj mengandung makna spiritual yang sangat mendalam. Ini menunjukkan bahwa umat Islam diberi kewajiban untuk selalu menjaga hubungan dengan Allah melalui shalat. Di sisi lain, peristiwa ini juga menggambarkan tingginya derajat Nabi Muhammad SAW di hadapan Allah. Hanya Nabi Muhammad SAW yang diberi kesempatan untuk langsung bertemu dengan Allah tanpa perantara, yang menunjukkan betapa besar kemuliaan beliau sebagai utusan Allah.
Selain itu, Mi’raj juga menunjukkan pentingnya keteguhan dalam menjalankan ibadah. Shalat yang diterima Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Mi’raj menjadi landasan utama dalam kehidupan umat Islam. Shalat bukan hanya sekadar ritual, tetapi sebuah sarana yang mempererat hubungan spiritual antara hamba dengan Tuhannya.
3. Makna Isra’ Mi’raj dalam Kehidupan Umat Islam
Peristiwa Isra’ Mi’raj mengandung banyak pelajaran dan hikmah bagi umat Islam. Pertama, peristiwa ini mengajarkan kita tentang pentingnya ibadah, terutama shalat. Shalat lima waktu merupakan kewajiban yang harus dijaga oleh setiap Muslim. Melalui shalat, seorang Muslim dapat memperkuat hubungan dengan Allah, memperbaharui niat, dan selalu mengingat-Nya dalam setiap langkah hidup.
Kedua, Isra’ Mi’raj mengajarkan kita tentang keutamaan dan kehormatan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan terakhir. Sebagai umat Islam, kita harus mengikuti teladan beliau dalam kehidupan sehari-hari, dengan menjalankan sunnah-sunnah beliau dan meneladani akhlaknya yang mulia.
Ketiga, perjalanan Nabi Muhammad SAW ini mengingatkan kita akan takdir dan kuasa Allah yang tidak terbatas. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, baik yang sulit maupun yang mudah, harus kita terima dengan penuh tawakal kepada Allah. Seperti halnya peristiwa Isra’ Mi’raj yang tampaknya mustahil bagi akal manusia, namun bagi Allah segala sesuatu itu adalah mungkin.
Keempat, Isra’ Mi’raj juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga persatuan umat Islam, karena peristiwa ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak hanya mengarah pada satu tempat tertentu, tetapi perjalanan beliau menyatukan dua tempat yang sangat penting bagi umat Islam, yakni Makkah dan Yerusalem. Dalam hal ini, umat Islam diajarkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan, meskipun ada perbedaan tempat, bangsa, dan budaya.
Isra’ Mi’raj adalah peristiwa yang penuh dengan makna, baik secara spiritual, sosial, dan moral. Perjalanan ini mengajarkan kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah yang ikhlas, menjaga hubungan baik dengan sesama, dan meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini adalah bagian dari takdir-Nya yang Maha Kuasa. Kita sebagai umat Islam diharapkan untuk memaknai peristiwa ini dengan lebih mendalam, tidak hanya sebagai sebuah cerita sejarah, tetapi juga sebagai pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari.
Melalui Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW menunjukkan kepada kita jalan yang benar untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, yakni dengan menjaga hubungan dengan Allah, menjalankan kewajiban ibadah, dan berperilaku sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Editor : Rapi