
Ilustrasi Penulis (Foto Istimewa)
Oleh: Rapi
Tradisi Ngerua di Bangka Selatan merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang masih lestari hingga saat ini. Ngerua berasal dari kata “ruwah,” yang dalam penanggalan Hijriyah merujuk pada bulan Sya’ban, bulan sebelum Ramadhan. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, ajang silaturahmi, serta persiapan diri secara spiritual menjelang bulan suci. Dalam Islam, mendoakan orang yang telah wafat dan menjaga silaturahmi sangat dianjurkan, sehingga Ngerua menjadi bagian dari ekspresi religius masyarakat Bangka Selatan.
Pelaksanaan Ngerua diawali dengan ziarah kubur, di mana masyarakat membersihkan makam keluarga, membaca Surah Yasin, dan memanjatkan doa untuk arwah keluarga yang telah berpulang. Setelah itu, dilakukan doa bersama yang biasanya digelar di rumah, masjid, atau surau dengan mengundang tetangga dan kerabat. Dalam doa ini, dibacakan tahlil dan Surah Yasin untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal. Salah satu tradisi khas dalam Ngerua adalah nganggung, yaitu membawa dulang berisi makanan ke masjid atau tempat berkumpul untuk dinikmati bersama. Tradisi ini mencerminkan nilai gotong royong dan kebersamaan yang kuat dalam masyarakat Bangka Selatan.
Secara keislaman, Ngerua memiliki nilai yang sejalan dengan ajaran Islam, seperti silaturahmi yang dianjurkan dalam Islam untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, mendoakan orang yang telah wafat sebagaimana dalam hadis Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa doa anak yang saleh akan terus mengalir bagi orang tuanya yang telah meninggal, serta sedekah dan berbagi makanan yang menjadi salah satu bentuk amal jariyah yang dapat mendatangkan keberkahan.
Di era modern, tantangan dalam menjaga tradisi Ngerua adalah perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk dan kurangnya pemahaman generasi muda terhadap makna tradisi ini. Oleh karena itu, perlu ada peran aktif dari tokoh agama, guru, dan masyarakat dalam mengenalkan makna Ngerua kepada generasi muda melalui pendidikan formal maupun nonformal, menyesuaikan pelaksanaan Ngerua agar tetap relevan tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam, serta mendorong keterlibatan anak muda dalam kegiatan seperti ziarah kubur, doa bersama, dan berbagi makanan.
Tradisi Ngerua di Bangka Selatan adalah perpaduan antara budaya lokal dan ajaran Islam yang kaya makna. Melalui tradisi ini, masyarakat tidak hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga meningkatkan kesadaran spiritual dalam menyambut Ramadhan. Dengan menjaga dan melestarikan Ngerua, kita tidak hanya mempertahankan warisan leluhur, tetapi juga menghidupkan ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat.